Posts

Showing posts from March, 2012

Dalam Penantian Akan Hadirnya Seorang Teman

Image
“ Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (An-Nuur: 26) Allah tidak pernah memungkiri janji. Penantian ini boleh jadi panjang, boleh jadi akan berakhir. Tak siapa tahu bila Allah akan menentukan sesuatu terjadi pada dirinya. Bagi wanita dan lelaki bujang, sepertiku, tentu keinginan mendapatkan seorang teman itu ada. Seorang teman yang sah, yang menemani perjalanan yang panjang. Seorang teman daripada berlainan jantina. Jika kita menginginkan akhirat, teman yang kita harapkan bukan sekadar menjadi pendamping di dunia, namun juga sampai ke syurga, insya-Allah. Apakah kita sekadar mengharapkan teman untuk membuatkan kita merasa seron

Taat Tanpa Syarat

Image
"Tidak ada syarat yang harus diletakkan oleh seorang hamba terhadap tuannya dalam melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan" Kadang-kadang kita berbisik sendirian, "Ya Allah, jika Engkau menunaikan hajatku ini, pastilah aku akan menjadi hamba-Mu yang taat".  Ataupun kadang-kadang hati kita bersuara dengan penuh kesungguhan, "Ya Allah, jika Engkau bantu aku kali ini, pastilah aku takkan mengulangi perbuatan maksiatku ini". Lalu, ketika Allah menunaikan apa yang kita hajatkan, atau menghilangkan apa yang menjadi kerisauan, kita pun terlupa pada janji-janji yang diungkapkan. Kita sewenang-wenangnya meninggalkan ketaatan dan berbuat kemungkaran. Allah itu Maha Kaya, tidak memerlukan kita. Jika kita tidak taat, keagungan Allah tidak sedikitpun terjejas. Kita tidak memiliki apa-apa yang begitu agung sehingga layak memberikan syarat kepada Allah sebelum kita dapat melakukan ketaatan atau meninggalkan kemaksiatan. "Hai manusia, kamulah yang be

Menikmati Ukhuwwah di Sebalik Musibah

Image
“Ketika saya sampai dan melihat keadaan di rumah ini, yang pertama sekali terfikir di benak saya ialah bagaimana agaknya kalau kejadian ini menimpa rumah saya?” , begitu ujar seorang sahabat saya setelah kami sama-sama bertungkus lumus membantu membersihkan rumah mak ciknya yang baru dilanda banjir semalam di Hulu Langat. Setelah kami selesai mencuci rumah dan membuang barang-barang yang sudah rosak, rumah itu hampir kosong. Buku-buku yang ada habis dijilat air selut banjir. Tilam yang ringan menjadi berat, kerana air yang menyerap masuk, sehinggakan memerlukan beberapa orang untuk mengangkatnya. Baju-baju mereka kelihatan sama, satu warna, warna selut. Berasnya terendam dalam air koko seperti teh susu. Benar cetusan hatinya, bagaimana agaknya kalau rumah kita ditimpa hal yang serupa? Melihat musibah yang real di depan mata, saya jadi teringat pada sebuah ayat Al-Quran: Sungguh, kita tidak pernah dapat menjamin bahawa apa yang kita miliki sekarang akan tetap berad