Cukup Sampai Sini
Telah lama kita lesu daripada kegigihan dalam perjuangan. Bukan sekali kita lari daripada menggalas amanah dan kewajipan. Terlalu sering kita beralasan setiap kali diseru untuk berkorban. Acap kali kita menjadi hamba kepada keinginan, membuang perasaan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Tiba masanya untuk kita membulatkan tekad melangkah gagah dalam perjuangan. Cukup sampai di sini teman, jangan bunuh dirimu sebelum ajal. Kelak kita akan mati sebelum mati.
Pemuda punya obsesi dalam melakukan sesuatu. Telah lama obsesi kita dialihkan oleh musuh-musuh Islam kepada perkara-perkara yang merosakkan iman dan menumpulkan akal. Kita makan apa sahaja yang dihidangkan berupa hiburan, gaya hidup dan corak pemikiran. Islam tak lagi menjadi obsesi untuk diperjuangkan. Ya! Telah lama ia luput daripada jiwa pemuda. Kian lama kian luput orientasi keIslaman, yang tinggal hanya kebanggaan pada kehebatan musuh Islam pada segenap aspek kehidupan. Rasa ‘Izzah dengan Islam semakin berkurang dan terhakis. Tatkala kita merasakan rencana ‘kufur’ lebih hebat daripada rencana ‘iman’, bagaimanakah masa depan? Cukup sampai di sini wahai teman, dirimu terlalu berharga untuk dikorbankan bersama kemodenan.
Cukup sampai di sini kita asyik bercerita tentang kepentingan diri, “Aku…aku…aku…”. Di sana ada dunia Islam yang menagih janjimu. Janji untuk menegakkan agama Ilahi di atas muka bumi. Janji yang telah kita merteraikan tatkala mengucapkan Syahadatain. Cukuplah lakonan kita mengatakan kasih pada Rasulullah. Tatkala baginda menyebut “Ummati…Ummati…Ummati…”, kita hanya mampu untuk merisaukan tentang “aku…aku…aku…”.
Cukup sampai di sini jasad Umat terpisah-pisah. Cukuplah sampai di sini kita merasakan rakyat negara lain itu asing, biarpun mereka juga Muslim. Kita adalah Umat dalam satu tubuh. Apakah kita sanggup mengkhianati Rasul dengan memisah-misahkan agama pada batas geografi?
Telah lama Umat Islam lalai dan ditipu dengan kenikmatan dunia. Apakah kita akan terus begini? Cinta dunia dan takut mati?
Cukuplah dahulu bicaraku sampai di sini, tiba masa bekerja dan berfikir masalah Umat bersama.
Jiwa mendambakan cahaya
namun racun ditelan jua
sinar kian pudar
jasad lesu tak bermaya
Yang ranting dicantas
yang akar tertancap jua
jahiliah menapak teguh
menghias kehidupan penuh noda
Cukup sampai di sini
jangan bunuh diri
"Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyuk hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang diturunkan (kepada mereka)? Dan janganlah pula mereka menjadi seperti orang-orang yang telah diberikan Kitab sebelum mereka, setelah orang-orang itu melalui masa yang lanjut maka hati mereka menjadi keras, dan banyak di antaranya orang-orang yang fasik – derhaka." (Al-Hadid, 57:16)
Pemuda punya obsesi dalam melakukan sesuatu. Telah lama obsesi kita dialihkan oleh musuh-musuh Islam kepada perkara-perkara yang merosakkan iman dan menumpulkan akal. Kita makan apa sahaja yang dihidangkan berupa hiburan, gaya hidup dan corak pemikiran. Islam tak lagi menjadi obsesi untuk diperjuangkan. Ya! Telah lama ia luput daripada jiwa pemuda. Kian lama kian luput orientasi keIslaman, yang tinggal hanya kebanggaan pada kehebatan musuh Islam pada segenap aspek kehidupan. Rasa ‘Izzah dengan Islam semakin berkurang dan terhakis. Tatkala kita merasakan rencana ‘kufur’ lebih hebat daripada rencana ‘iman’, bagaimanakah masa depan? Cukup sampai di sini wahai teman, dirimu terlalu berharga untuk dikorbankan bersama kemodenan.
Cukup sampai di sini kita asyik bercerita tentang kepentingan diri, “Aku…aku…aku…”. Di sana ada dunia Islam yang menagih janjimu. Janji untuk menegakkan agama Ilahi di atas muka bumi. Janji yang telah kita merteraikan tatkala mengucapkan Syahadatain. Cukuplah lakonan kita mengatakan kasih pada Rasulullah. Tatkala baginda menyebut “Ummati…Ummati…Ummati…”, kita hanya mampu untuk merisaukan tentang “aku…aku…aku…”.
Cukup sampai di sini jasad Umat terpisah-pisah. Cukuplah sampai di sini kita merasakan rakyat negara lain itu asing, biarpun mereka juga Muslim. Kita adalah Umat dalam satu tubuh. Apakah kita sanggup mengkhianati Rasul dengan memisah-misahkan agama pada batas geografi?
Telah lama Umat Islam lalai dan ditipu dengan kenikmatan dunia. Apakah kita akan terus begini? Cinta dunia dan takut mati?
Cukuplah dahulu bicaraku sampai di sini, tiba masa bekerja dan berfikir masalah Umat bersama.
Jiwa mendambakan cahaya
namun racun ditelan jua
sinar kian pudar
jasad lesu tak bermaya
Yang ranting dicantas
yang akar tertancap jua
jahiliah menapak teguh
menghias kehidupan penuh noda
Cukup sampai di sini
jangan bunuh diri
"Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyuk hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang diturunkan (kepada mereka)? Dan janganlah pula mereka menjadi seperti orang-orang yang telah diberikan Kitab sebelum mereka, setelah orang-orang itu melalui masa yang lanjut maka hati mereka menjadi keras, dan banyak di antaranya orang-orang yang fasik – derhaka." (Al-Hadid, 57:16)
mintak izin guna balik artikel ni
ReplyDeleteencik shazlee, tak perlu minta izin :) Sebarkanlah kebaikan itu kerana ia pasti bermanfaat.
ReplyDelete